PORTAL JATENG — Badan Koordinasi Nasional (Bakronas) Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) Pengurus Besar Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar diskusi nasional bersama Kedutaan Besar (Kedubes) Ukraina pada hari Sabtu (04/03/23) di sekretariat PB HMI jl. Sultan Agung Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatann, Prov. DKI Jakarta.
Acara yang bertajuk “Mengenal Lebih Dekat Islam di Ukraina” ini dihadiri Dosen Ilmu Politik Universitas Nasional, Dr.Syafrizal Rambe, Duta Besar Ukraina, Dr. Vasyl Hamianin, Wakil sekretaris KP3 MUI pusat, Dr.KH. Robi Nurhadi,M.Si, Direktur Bakornas LDMI PB HMI, Muhmmad Mulyono, Ketua Bidang Diklat Kohati PB HMI, Siti Khadijah Al Adawiyah, dan segenap pengurus Bakornas LDMI serta tamu undangan.
Dubes Ukraina, Vasyl Hamianin menyatakan terimakasih banyak atas undangan Bakornas LDMI PB HMI. Ia menilai ini dapat menjadi dasar hubungan yang baik antara mahasiswa Islam dengan pemerintah Ukraina.
Vasyl Hamianin menceritakan Ukraina saat ini sedang menghalami kehancuran, karena sedang dalam keadaan sulit yaitu perang.
Namun, kata Vasyl , Islam di Ukraina mendapatkan hak otonom di daerah Crimea. Islam di sana berkembang pesat.
Menurutnya, sejarah Islam di Ukraina masuk pada abad ke-8. Kemudian mengalami perkembangan yang cepat di 800 tahun lalu yang kebanyakan datang dari Asia Tengah.
Selanjutnya, dubes memberikan gambaran bahw ukraina sangat strategis karena ada dikawasan laut hitam dan berelasi langsung dengan negara Turki, Azerbaijan dan Georgia.
“Komunitas Islam di Ukraina khususnya berasal dari kawasan Crimea bersentuhan langsung dengan negara-negara tersebut,” terangnya.
Ia melanjutkan penduduk muslim di Ukraina berasal dari suku tatar crimea Mereka mayoritas sunni seperti Indonesia dan selebihnya komunitas syiah. Sampai sekarang bisa ditemukan warisan dan kesenian Islam di Crimea.
Sama Halnya di Indonesia, lanjutnya, Islam berkembang dan tumbuh karena negara Ukraina menghendaki adanya kebebasan beragama.
Buktinya adalah adanya seorang senator wanita yaitu Noman Jihan. Bahkan Islam di sana diberikan haknya.
“Negara menjadikan hari libur berbagai macam kegiatan keislaman seperti idul fitri, Ramadhan dan Idhul Adha. Dan dengan membawa Islam yang sejuk, damai serta toleran,” ungkapnya.