Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diskdikbud) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta SMK meningkatkan program Upskilling dan Reskilling guru, karena guru yang beban mengajarnya melebihi batas maksimal atau lebih dari 40 jam mengajar akan menghadapi kendala.
“Upskilling dan Reskilling guru SMK upaya kami,” kata Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah saat diwawancarai baru-baru ini..
Program Upskilling dan Reskilling merupakan program inovasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memadukan antara pelatihan profesi dengan dunia niaga dan industri (DUDI). Hal ini dimaksudkan untuk menggantikan tenaga pengajar yang masih kurang di sekolah tersebut.

Menurut Uswatun, upskilling merupakan program untuk meningkatkan keterampilan guru. Reskilling sekaligus melatih keterampilan baru bagi guru SMK.
“Rata-rata waktu mengajar seorang guru di Jawa Tengah adalah 37 jam dalam seminggu,” kata Uswatun.
Ia berpendapat, jika unit pelatihan memiliki guru dengan beban mengajar lebih dari 40 jam, hal itu akan dilakukan dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
“Secara umum masih dalam jangkauan guru mengajar 24 sampai 40 jam seminggu,” kata Uswatun.
Sedangkan SMKN 10 Semarang memiliki tiga guru yang menerima beban mengajar lebih dari 40 jam. Tiga guru ini mengajar di Program keahlian Nautika Kapal Niaga.
Ada dua hal yang diduga menyebabkan guru memberikan waktu mengajar lebih dari 40 jam. Dengan kata lain, para guru sudah pensiun dan sulit menemukan guru di mata pelajaran yang sama. Terutama tiga guru dari jurusan Nautika Kapal Niaga. Mereka harus mengajar pada enam rombongan belajar.
“Kami mendapat pelajaran ketika produk kreatif dilempar ke guru mata pelajaran lain. Padahal sebenarnya tidak linier. Akhirnya diangkat selama 40 jam,” kata Kepala SMKN 10 Semarang Ardan Sirodjudin.
Ardan menjelaskan, SMKN 10 Semarang berupaya mengurangi jumlah siswa di jurusan tersebut. Di samping itu, menambah peserta didik di kompetensi keahliah yang banyak gurunya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya juga membuka dua program keahlian baru. Seperti bisnis digital dan manajemen logistik. Saat ini masih dalam proses persetujuan.
Pihaknya pun berharap agar pelayanan dasar dapat terpenuhi. Guru PNS yang pensiun diharapkan dapat diimbangi dengan guru penempatan guru PPPK sesuai kebutuhan. Hal ini supaya kendala kekurangan guru segera tertutupi.
“Harapannya kalau kita butuh guru Nautika ya di kasih Nautika. Jadi teman-teman ngajarnya maksimal di angka 30 jam pelajaran,” ungkap Ardan.