PORTALJATENG.ID — Kesenian Wayang hingga alat musik Gamelan, seyogyanya diperkenalkan kepada siswa taraf Sekolah Dasar (SD). Alasannya, mayoritas anak didik belum pernah melangsungkan secara empiris. Bahkan, terdapat siswa yang takut dengan Wayang.
Banyaknya siswa SD yang belum pernah dikenalkan Wayang, bahkan takut saat melihatnya, menjadikan Budayawan, Robbi Shani prihatin. Sebab, Wayang bagi dia merupakan tradisi atau budaya Jawa.
“Menjaga dan melestarikan tradisi, khususnya di bidang kesenian merupakan bagian yang terhitung penting. Masyarakatnya sendirilah yang memiliki tugas mengemban amanat itu, termasuk saya,” papar Robbi kepada Portal Jateng, Rabu (15/3/23).

Bertempat di Joglo Langgar Srimuji, Kecamatan Tahunan, ia menyampaikan keresahannya ihwal anak-anak yang asing dengan budaya Jawanya. Seolah kesenian Jawa tergadaikan dengan modernitas.
“Tidak memungkiri bahwa sekarang sudah eranya globalisasi. Hanya saja, tolong lah budaya sendiri turut diperhatikan. Modern boleh, tapi ojo lali karo jawane,” ujar dia.

Pada kesempatan itu, SD Semai berkunjung dan belajar Wayang dan Gamelan. Siswa-siswi dikenalkan bentuknya, merasakan secara indrawi, serta mencobanya untuk memainkannya.
Kedatangan anak SD tersebut, salah satu guru dari SD Semai Tahunan, Indah menjelaskan, supaya anak-anak mengetahui tradisi kesenian Jawa. Menurutnya, mesti diturunkan agar Wayang dan Gamelan tetap lestari.
“Kami datang bersama 60 murid dari siswa SD Semai Tahunan, belajar tadisi kesenian Jawa. Agar tidak hilang dan punah. Ini mengkhawatirkan,” terang Indah.
Menurutnya, anak-anak terlihat bahagia saat belajar. Dengan memegang wayang tokoh Pandhawa Lima, Punakawan, hingga beberapa pasukan kera putih Hanoman.
“Terus terang mencari tempat seperti ini sangat sulit, saya dapat dari temannya suami. Alhamdulillah dapat, acara lancar, dan anak-anak suka karena dijelaskan secara jenaka oleh Pak Robbi dan Kak Sugie – Putu Langgar,” pungkasnya. (PJ5)