Rabu, 30 April 2025
27 C
Semarang

Ramadhan Berkah #1, Gusdurian Jepara : Hak Pria dan Wanita Sama dalam Islam

Berita Terkait

PORTALJATENG.ID — Agama dinilai hadir untuk memelihara regulasi dalam hidup, termasuk soal perempuan. Islam memberikan pemenuhan berupa hak terhadap perempuan, yang dikemas melalui al-kulliyat al-khams.

Hal tersebut, disampaikan salah satu penggerak Gusdurian Jepara, Choirun Najib pada Ramadhan Berkah #1 bertemakan ‘Hak Wanita dalam Islam’. Kegiatan itu di inisiasi oleh Gusdurian Jepara di rumah saudara Rifa’i Perumahan Tahunan.

Pada agenda yang dimoderatori Aulia Rahmah, menurutnya, terdapat lima hak dasar perempuan dalam Islam. Sehingga, kelima prinsip itu menjadi perhatian pejuang hak asasi, termasuk Gusdurian Jepara.

Prinsip-prinsip tersebut, di antaranya adalah hak keselamatan fisik dan keselamatan keyakinan. Bagi dia, dalam berkehidupan fisik maupun keyakinan tidak dapat dipaksakan.

“Sudah semestinya, negara melindungi warganya. Tidak boleh disiksa atau dikenai sanksi fisik apapun. Kemudian soal keyakinan, ihwal agama tidak dapat dipaksakan, wanita bebas dalam akses keagamaan,” papar Najib di hadapan 15 anggota Gusdurian, Sabtu (1/4/23).

Setelah itu, wanita juga berhak atas kesucian dan keselamatan keluarga. Najib mengatakan, keselamatan pribadi dalam berkehidupan merupakan hak pria dan wanita, termasuk hak keselamatan profesi atau pekerjaan.

“Milk al-fardi (keselamatan pribadi) perihal kepemilikan harta tidak dapat diganggu gugat. Juga dalam profesi, wanita berhak bekerja sepanjang tidak menyeleweng dari syariat. Tapi sejauh ini masih aman,” ujar dia.

Terakhir, Hifdul Aq’l (kebebasan berpikir). Lanskap itu, bagi dia, menuju pada persamaan hak dan derajat dalam menyampaikan pendapat. Karena di hadapan konstitusi, pria dan wanita memiliki hak yang setara.

“Sama di hadapan hukum (konstitusi), termasuk soal menyuarakan gagasan -pendapat. Di sini kita melihat perbedaan antara cara melihat persamaan hak, derajat, dan status di muka hukum lebih penting daripada yang lain,” lanjutnya.

Sementara itu, Koordinator Gusdurian Jepara, Fuad fahmi Latif mengatakan, kegiatan ini bermaksud untuk mendiskusikan terkait posisi perempuan dalam kaca mata Islam sebagai rujukan hidup bersosial dan beragama.

“Gerakan perempuan di pemerintahan atau apapun, selain kajian feminisme juga bertendensi nilai-nilai teologi (ketuhanan) -keislaman. Sehingga, posisi perempuan memang diupayakan selaras dengan paradigma Gusdurian ini,” pungkasnya. (PJ5)

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru