Semarang – Potensi investor di Jawa Tengah dinilai sangat besar. Selain jumlah investor Jawa Tengah menduduki ranking tiga besar setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur, jumlah investor milenial di Jawa Tengah mendominasi 60% total investor Jawa Tengah. Prosentase tersebut lebih tinggi dibanding prosentase milenial secara Nasional yang hanya 40%.
“Hal itu menunjukkan antusiasme generasi milenial Jawa Tengah lebih tinggi dibanding milenial Jakarta sekalipun,” tutur Deni Ridwan, Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan Negara RI, di sela acara “Edukasi dan Sosialisasi Surat Berharga Negara ORI023-T3 dan ORI023-T6″ Jumat, (16/6/23), di hotel Gumaya Semarang.”
Fenomena ini sangat menggembirakan, karena tingginya investor milenial turut menjamin bagusnya prospek investasi ke depan dalam jangka panjang,” senyum Deni.
Tingginya minat kaum milenial tersebut tidak lepas dari harga transaksi minimal SBN yang diturunkan dari 5 juta rupiah menjadi 1 juta rupiah. Sehingga pas untuk segmen investor pemula.
“Selain itu tersedia pula platform online untuk investasi, sehingga investor tidak perlu malu ke bank untuk bertransaksi hanya 1 juta rupiah,” tambah Deni.
Hal memarik lain, Kementerian Keuangan mencatat, investor Surat Berharga Negara (SBN) Ritel untuk SBR012-T2 dan SBR012-T4 tumbuh positif di Jawa Tengah, dengan nilai saat ini mencapai Rp.1,035 triliun.
Dari nilai investasi tersebut, mayoritas investor dari kalangan pegawai swasta sebesar 28%, dan PNS 7,5%. Uniknya, ternyata investor didominasi perempuan hingga 57%.
“Ternyata dominasi perempuan tidak hanya di Kementerian Keuangan saja, melainkan juga di rumah tangga, karena para ibu juga merupakan menteri keuangan dalam keluarga. Sehingga, “power of emak-emak” dalam invertasi cukup besar. Dan, mereka sangat berhati-hati dalam berinvestasi, sehingga memilih instrumen investasi jangka panjang yang aman karena dijamin negara seperti SBN Ritel.” tutur Deni.
Sementara itu Kapala Kantor Regional 3 OJK Jateng dan DIY – Sumarjono menuturkan, besarnya potensi Jawa Tengah tersebut mendorong OJK Jateng dan DIY bersama Kementerian Keuangan menggelar “Edukasi dan Sosialisasi Surat Berharga Negara ORI023-T3 dan ORI023-T6” di Semarang.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong inklusi dan partisipasi masyarakat untuk memanfaatkan instrumen investasi milik negara yang aman, sekaligus sebagai sosialisasi agar masyarakat terhindar dari investasi bodong atau ilegal yang hingga kini masih cukup marak.
“Dengan berinvestasi di SBN Ritel, masyarakat turut berkontribusi pada pembangunan, karena dana yang dihimpun akan dikelola APBN untuk memperkuat perekonomian,” jelas Sumarjono.
Sosialisasi diikuti berbagai lapisan masyarakat seperti perwakilan lembaga negara, ASN, TNI Polri, pelaku UMKM, dan perwakilan jasa keuangan, baik secara langsung maupun daring.
“Antusiasme Investor Jawa Tengah sangat bagus. Ballroom hotel ini penuh oleh peserta, ditambah sekitar 500 peserta daring via Zoom,” pungkas Sumarjono.