PORTALJATENG.ID – Program desa mandiri energi di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang diinisiasi sejak tahun 2016 terus berkembang secara progresif. Data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, saat ini Jateng punya sebanyak 2.369 desa mandiri energi.
Desa mandiri energi sendiri dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan pemanfaatan, pengelolaan, dan pendanaannya. Desa mandri energi kategori mapan berjumlah 26, desa berkembang 158, dan inisiatif sebanyak 2.180 desa.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Heri Pudyatmoko mendukung penuh program desa mandiri energi yang digagas oleh Dinas ESDM tersebut. Menurutnya, program ini harus mendapatkan dukungan dari seluruh masyarakat.
“Program desa mandiri energi di Jateng sendiri sejauh ini berkembang progresif. Ini merupakan program penting yang harus didukung oleh seluruh pihak. Data yang kami terima dari Dinas ESDM, sampai saat ini ada 2.369 desa mandiri energi,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran desa mandiri energi dapat menjadi pemantik masyarakat dalam bertransisi dari bahan bakar fosil menunu energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Maka pihaknya pun mendorong adanya upaya peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) berbasis potensi lokal. Di mana potensi-potensi yang dimiliki di suatu daerah dapat dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan masyarakat.
“Apalagi pemerintah juga mendorong pemanfaatan EBT yang lebih ramah lingkungan. Sehingga perlu upaya-upaya pendukung, seperti anggaran, penyiapan infrastrukturnya, SDM yang mengolahnya, dan lain-lain. Kalau potensi, Jateng banyak,” ucap Heri.
Ia bilang, Provinsi Jateng sudah memiliki Perda Nomor 12 Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah. Perda itu bertujuan agar tercipta kebijakan energi daerah, yang selaras dengan kebijakan energi nasional dan kebutuhan daerah.
“Selain itu, regulasi tersebut menjadi dasar untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi daerah dan nasiona sekaligus upaya Jawa Tengah dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan,” bebernya.
Menurut Heri, potensi EBT di Jateng sangat besar, salah satunya energi surya. Saat ini pun di Jakarta dikembangkan PLTS rooftop. Inovasi ini perlu diterapkan di lingkungan kantor pemerintahan di Jateng.
“Penggunaan energi surya (PLTS) kita dorong ke sana. Inovasinya adalah PLTS rooftop yang perlu kita contoh. Kita dorong gedung-gedung milik Pemprov maupun sekolah-sekolah negeri di bawah naungan Pemprov untuk menggunakan PLTS rooftop,” ungkapnya.
“Selain hemat biaya, pemanfaatan energi baru terbarukan tersebut juga ramah lingkungan. Sehingga ini menjadi salah satu aksi nyata dalam menjaga dan merawat bumi di tengah isu perubahan iklim,” imbuh politikus Partai Gerindra tersebut. (PJ07)