JEPARA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara mencatat kekeringan yang terjadi di wilayahnya terus meluas kini sudah mencapai 20 Desa. Kekeringan ini menjadi yang terparah selama tiga tahun terakhir.
Bencana kekeringan ini, dimulai dari Desa Clering dan Sumberejo, Kecamatan Donorojo, disusul Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung. Sampai per 5 Oktober 2023, total ada 20 Desa yang terjadi kekeringan.
Kalak BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto, ada sebanyak 12.597 jiwa yang dilaporkan mengalami kesulitan memperoleh air karena kekeringan yang ekstrim. Bahkan masih banyak lagi tapi belum dijumlahkan.
Pemerintah berupaya memberikan bantuan dengan droping air. Namun sayang anggaran yang diberikan sebanyak Rp 23 juta per tahunnya telah habis.
“Bergeser di bulan Oktober, laporan desa kekeringan semakin banyak. Sampai sekarang keseluruhan baru 20 desa, termasuk Pulau Karimunjawa. Anggaran Cuma Rp. 23 juta dengan sistem dropping air,” celoteh Arwin, Rabu (4/10/2023).
Pada tahun 2022 anggaran sebelumnya mencapai Rp 35 juta, namun dikurangi tahun ini jadi Rp 23 juta dan habis di pertengahan September 2023.
Akhirnya Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jepara, Muh Ali Wibowo mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp 190 juta.
“Pengajuan kami belum cair. Masih di review oleh Inspektorat Kabupaten Jepara. Hari ini masih ada revisi. Uang itu diambil dari BTT Pemkab Jepara,” terang Muh Ali Wibowo.***