PORTALJATENG.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jepara, Muhammad Ibnu Hajar berharap kepada masyarakat untuk antisipasi dan utamakan gotong royong. Pasalnya, potensi bencana tergolong tinggi di musim hujan.
Musim hujan, menurutnya, akan bermanfaat bagi petani maupun masyarakat karena akan menyuburkan kembali lahan dari bencana kekeringan di Kabupaten Jepara, kemarin. Namun juga beriringan dengan kemungkinan bencana seperti longsor dan banjir.
“Memang banyak positifnya, tapi jangan lalai bahwa potensi musibah di Kabupaten Jepara tergolong tinggi, sehingga masyarakat perlu antisipasi dengan mengutamakan gotong royong, sehingga beban jadi ringan,” papar Muhammad Ibnu Hajar, Sabtu (30/12/23).

Bagi Gus Hajar, sapaan akrabnya, tradisi gotong royong dapat meringankan beban di antara masyarakat. Saling bahu membahu untuk keluar dari bencana, masalah menjadi ringan sebab ditopang secara bersama-sama.
Kemudian sebagai langkah taktis berkelanjutan, kata dia, dapat menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara. Tujuannya, agar masyarakat peroleh pendidikan ihwal penyelamatan diri sewaktu bencana terjadi.
“Nantinya masyarakat bisa belajar bersama BPBD dan dilaksanakan pelatihan sebagai upaya kaderisasi penyelamatan di pelosok-pelosok desa. Jika tanggap bencana serius dilakukan, maka dapat meminimalisir dampak di lapangan,” ujarnya.
Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2022, Kabupaten Jepara masuk dalam kategori kelas risiko sedang dengan skor 122,27. Angka itu, menghantarkan Jepara di peringkat ke 13 daerah paling rawan di Indonesia.
Sementara itu, melansir data dari Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jepara 2011 sampai 2031, terdapat 12 Kecamatan di Kabupaten Jepara yang rawan banjir, seperti Kecamatan Pecangaan, Welahan dan Mayong.
Kemudian Kalinyamatan, Nalumsari, Jepara, Kedung, Keling, Karimunjawa, Bangsri, Kembang, dan Donorojo. Sementara daerah rawan longsor di Kabupaten Jepara, berada di kawasan daerah Mayong, Kembang, dan Keling.*