Semarang – Penyaluran bantuan pangan di Jawa Tengah memasuki tahap akhir.
Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah pada 2 Desember tahun ini mulai menyalurkan bantuan pangan tahap III untuk alokasi Desember 2024. Penyaluran bantuan pangan diperkirakan segera selesai maksimal pada pekan kedua nanti.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jateng, Sopran Kenedi menjelaskan, penyaluran ini merupakan yang terakhir untuk alokasi Desember 2024 berdasarkan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Penyaluran bantuan pangan ini bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran masyarakat penerima bantuan pangan, sekaligus upaya untuk mengentaskan kemiskinan dan menangani kerawanan pangan, serta menanggulangi kekurangan gizi dan mengurangi angka stunting,” ungkap Sopran di Semarang, Jumat (6/12).
“Penyaluran bantuan pangan ini juga diharapkan bisa mengendalikan harga beras yang cenderung tinggi dan inflasi. Selain itu sekaligus melindungi konsumen dan produsen.”
Dalam penyaluran tersebut, Perum Bulog Kanwil Jateng bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng dan transporter PT Jasa Prima Logistik, untuk mendistribusikan bantuan pangan kepada 2.356.966 penerima di 25 kabupaten/kota di wilayah kanwil Jateng.
“Total penyaluran bantuan pangan yang disalurkan mencapai 23.559.660 kilogram beras, dengan setiap penerima mendapatkan 10 kilogram,” ungkap Sopran.
Ditargetkan, seluruh bantuan tersebut dapat selesai disalurkan pada 10 Desember atau maksimal hingga pekan kedua Desember 2024.
“Walaupun sekarang musim hujan, kita tetap akan mengoptiimalkan penyaluran bantuan pangan kepada para penerima bantuan,” tegas Sopran.
Sementara itu menyikapi harga beras yang saat ini cenderung stabil tinggi, Sopran menekankan bahwa penyaluran cadangan beras pemerintah dalam bentuk pangan ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sampai di tingkat rumah tangga.
Sehingga, masyarakat penerima bantuan pangan tidak perlu lagi melakukan pembelian beras ke pasar umum.
“Dengan demikian diharapkan harga beras di pasaran umum tidak berfluktuasi dan inflasi dapat terkendali.”
Sopran juga mengingatkan bahwa mendekati panen raya pada Januari-Maret nanti, suplay beras akan semakin meningkat, yang diharapkan juga dapat membantu menstabilkan harga beras.
Menurutnya, penyaluran bantuan pangan ini terbukti cukup efektif dalam mengendalikan harga beras dan inflasi. Dimana pada bulan-bulan penyaluran bahan pangan, harga beras terlihat relatif terjaga dan inflasi juga relatif turun.
“Sebagai contoh, pada pada penyaluran bahan pangan Agustus dan Oktober lalu, kami lihat harga beras relatif terjaga. Tetapi September dimana tidak ada pengalihan bahan pangan, harga agak sedikit mengalami kenaikan.”
“Artinya, penyaluran bantuan pangan memang memberi dampak bagus untuk menekan harga beras, yang berimbas pula pada terkendalinya angka inflasi,” tutup Sopran.