PORTAL JATENG Semarang, 27 Mei 2024 – Kementerian Keuangan Satu Jawa Tengah menyampaikan kinerja ekonomi Jawa Tengah periode s.d. 30 April 2024. Di tengah ketidakpastian global, ekonomi Jawa Tengah terus dapat menunjukkan resiliensinya yang terlihat dari capaian pertumbuhan yang meningkat pada triwulan I 2024.
Kualitas pertumbuhan yang meningkat signifikan juga tercermin dari penciptaan lapangan kerja yang cukup tinggi sehingga mampu menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah. APBN dan APBD akan terus dioptimalkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, mendorong akselerasi pertumbuhan, dan penciptaan lapangan kerja.
Hal itu terungkap dalam press conference secara daring pada Senin (27/5/2024), yang dihadiri oleh Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sekaligus Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY, bersama Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, Kepala Kanwil DJP Jateng I Max Darmawan, Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo, Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY Akhmad Rofiq.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani menuturkan, Pada triwulan I 2024, ekonomi Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,97% (y-on-y) terutama ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan APBN/D. Peningkatan belanja pegawai atas pembayaran THR maupun kenaikan gaji turut memberikan kontribusi pada komponen administrasi pemerintahan yang tumbuh 12,56% (q-to-q).
“Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga memberi kontribusi tertinggi atas pertumbuhan ekonomi sebesar 60,62%. Secara tak langsung, belanja APBN terkait penyelenggaraan pemilu juga mendorong konsumsi rumah tangga,” terang Tri Wahyuningsih.
Menurutnya, capaian pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah turut berdampak positif terhadap penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka yang pada Februari 2024 mencapai 4,39 persen, menurun 0,85 persen poin dibanding Februari 2023. Tingkat inflasi pun terkendali pada April 2024 sebesar 0,20% (m-to-m) turun dibandingkan bulan sebelumnya.
“Aktivitas ekonomi Jawa Tengah tetap terjaga dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada April 2024 menunjukkan optimisme (>100) sebesar 138,3 (m-to-m), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan optimisme dan keyakinan konsumen atas kondisi perekonomian di Jawa Tengah yang lebih baik,” lanjutnya.
Perkembangan Kinerja Fiskal Regional Jawa Tengah juga menunjukkan perkembangan positif.
“APBN mencatatkan kinerja yang baik pada Triwulan I 2024. Penerimaan APBN Jawa Tengah sampai dengan 30 April 2024 berhasil mencapai Rp39,64 triliun (33,10% dari target), serta realisasi belanja APBN mencapai Rp34,71 triliun (30,88% dari pagu), ungkap Tri Wahyuningsih.
“Kinerja penerimaan masih tumbuh positif didukung kinerja kegiatan ekonomi yang baik. Penerimaan Perpajakan terdiri dari penerimaan Pajak dan Kepabeanan dan Cukai. Tercatat penerimaan Pajak sebesar Rp17,97 triliun (33,37% dari target) dan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp19,29 triliun (31,75% dari target). Realisasi PNBP mencapai sebesar Rp2,38 triliun (46,34% dari target), secara nominal tumbuh 5,81% (y-on-y).
“APBN 2024 di Jawa Tengah dapat terjaga kuat dan sehat turut dipengaruhi dari realisasi belanja negara yang semakin berkualitas dengan memastikan bahwa setiap rupiah dari APBN ini bermakna bagi masyarakat. Realisasi Belanja K/L telah mencapai Rp12,40 triliun (28,52% dari pagu), secara nominal nilai ini tumbuh 22,25% (y-on-y).
Hampir seluruh jenis belanja secara nominal tumbuh, hanya belanja Modal yang masih terkontraksi sebesar -27,37%. Hal ini disebabkan di antaranya masih adanya permasalahan pembebasan lahan pada Satker Pembangunan Tol Semarang-Demak Kementerian PUPR dan permasalahan proyek Pembangunan Jalur ganda Solo-Semarang Tahap I pada Satker Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang.
Koordinasi dengan K/L terus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan serta mendorong percepatan belanja. Guna memperkuat sinergi dan komitmen dalam meningkatkan kinerja pelaksanaan anggaran yang berkualitas, dilaksanakan Rapat Koordinasi Pelaksanaan Anggaran di Surakarta pada 2-3 Mei 2024 yang membahas Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dan Perencanaan Kas yang optimal.”Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai
dengan 30 April 2024 sebesar Rp31,67 triliun (28,22% dari target) tumbuh Rp3,03 triliun atau 10,6% (y-on-y). Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) mencapai Rp22,31 triliun (32,37% dari alokasi pagu) turun Rp72,76 triliun atau -0,33% (y-on-y). Meskipun demikian, realisasi TKD masih menyumbang 70,44% terhadap total Pendapatan Daerah, sehingga hal ini mengindikasikan bahwa dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) masih signifikan dan meningkat.” kata Tri Wahyuningsih.