KUDUS – Senyum bahagia terpancar dari wajah Sri Umami, warga Desa Pasuruhan Kidul, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Puluhan tahun tinggal di rumah sederhana yang nyaris roboh, ia dan keluarga kini bisa menempati rumah baru berkat program CSR PT Djarum. Hadir Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait dan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
“Suami saya sakit stroke. Saya sendiri bekerja sebagai pegawai Djarum. Rumah dulu dibongkar dan dibangun baru, selama dua bulan kami tinggal di bekas warung depan rumah. Sekarang sudah bisa ditempati, airnya lancar, temboknya bagus. Saya sangat bersyukur,” tutur Sri Umami, matanya berkaca-kaca.
Cerita serupa datang dari Poniman, seorang kuli bangunan. Ia mengaku bangga sekaligus haru melihat perubahan rumahnya yang kini lebih kokoh dan layak huni.

“Rumah saya dibangun kembali, sudah selesai dan sudah saya tinggali. Bangunannya lebih bagus, kuat, dan tahan lama. Bahagia sekali, Pak,” ujarnya.
Bagi Roisnan, buruh serabutan dengan penghasilan Rp 100 ribu per hari, bantuan rumah ini ibarat anugerah besar. “Dulu rumah peninggalan orang tua, dinding kayu, banyak yang lapuk. Sekarang sudah kuat, bagus, dan nyaman. Saya puas sekali,” katanya sambil tersenyum.
Ungkapan syukur juga disampaikan Siti Jumiatun, penerima manfaat lainnya. “Seneng banget ada perusahaan yang bantu rakyat. Alhamdulillah, saya bersyukur dan bahagia sekali dengan pemberian dari Djarum,” ujarnya singkat.
Program CSR PT Djarum di Jawa Tengah pada 2025 mencakup 2.550 unit bantuan rumah dan sanitasi, terdiri dari 814 unit dalam proses dan 1.572 unit selesai, dengan target rampung Desember 2025.
Di Kabupaten Kudus sendiri, 1.500 unit merupakan program Sanitasi Terpadu dan telah selesai sejumlah 869 unit. Sementara 300 unit lainnya adalah program Renovasi Rumah Sederhana Layak Huni (RSLH) telah selesai 222 unit. Serta 200 unit renovasi ringan.
Menteri PKP Maruarar Sirait didampingi Victor Hartono menyebut program ini sebagai bukti nyata gotong royong antara pemerintah dan dunia usaha.
“Djarum dan sektor swasta lain membuktikan bahwa gotong royong bukan hanya slogan. Tanpa uang negara, rumah-rumah rakyat bisa berdiri kokoh,” ujarnya saat berdialog dengan penerima bantuan.
Gubernur Ahmad Luthfi menyampaikan, kolaborasi lintas sektor seperti ini sangat penting untuk mempercepat pengentasan kemiskinan dan memperluas akses rumah layak huni.
“Rumah yang layak adalah pondasi kesejahteraan keluarga. Kalau rumahnya bagus, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi keluarga juga ikut meningkat,” katanya.*



