Semarang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 di Semarang, pada Minggu (2/11). Mengusung tema “Jawa Tengah Jangkau Warga Optimalkan Akses Keuangan (JATENG JAWARA)”, acara ini dimaksudkan untuk mendorong peningkatan literasi dan perluasan akses keuangan yang merata, sekaligus memperkuat pelindungan konsumen melalui berbagai program, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Dalam sambutannya, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menekankan, bahwa edukasi dan literasi keuangan merupakan pelindungan yang pertama dan utama, untuk menghindarkan masyarakat dari kegiatan aktivitas keuangan ilegal yang merugikan.
“Terlebih, saat ini sudah banyak modus-modus penipuan keuangan yang terjadi di masyarakat, sehingga diperlukan kolaborasi semua pihak untuk melindungi kepentingan masyarakat,” ungkap Friderika.

Sebagai langkah konkret, OJK telah meluncurkan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) sebagai upaya bersama dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan, marketplace dan asosiasi serta bekerja sama dengan operator seluler, untuk menyelamatkan dana masyarakat dari penipuan di dunia digital.
Namun keberhasilan penyelamatan dana masyarakat sangat tergantung kepada kecepatan masyarakat dalam menyampaikan pengaduan ke IASC.
“Pengaduan dapat disampaikan melalui berbagai kanal, tidak hanya ke IASC. Sistem yang terintegrasi memungkinkan pelaku usaha jasa keuangan merespons laporan dengan lebih cepat,” tambahnya.
Sementara itu Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Hidayat Prabowo mengungkapkan, selama Oktober 2025 yang merupakan periode Bulan Inklusi Keuangan, telah dilaksanakan lebih dari 800 kegiatan edukasi keuangan. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 164 ribu peserta, dan berhasil membuka 176.288 rekening baru senilai Rp852,98 miliar.
“OJK Provinsi Jawa Tengah akan terus berupaya melalui kolaborasi serta mencari pendekatan dan ide baru terutama melalui TPAKD sebagai wadah utama di wilayah kerja, agar akses keuangan yang inklusif semakin luas dan dirasakan oleh masyarakat,” tegas Hidayat.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan apresiasi kepada OJK Provinsi Jawa Tengah dan seluruh pelaku industri jasa keuangan, yang telah berperan aktif dalam mendorong edukasi, literasi, dan inklusi keuangan kepada masyarakat.
“Melalui Bulan Inklusi Keuangan ini, mari kita bersama-sama memperkuat komitmen, untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi yang semakin inklusif secara ekonomi, dan memastikan bahwa masyarakat tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menjadi pelaku ekonomi yang cerdas, kreatif, dan mandiri,” kata Sumarno.
Meriahnya Acara Puncak BIK Provinsi Jawa Tengah 2025
Acara Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Provinsi Jawa Tengah 2025 berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan menarik seperti Edukasi Fun Walk yang diikuti 19 kelompok dari pelaku jasa keuangan dan masyarakat umum. Selain itu, terdapat penyerahan bantuan pendidikan berupa pembukaan rekening tabungan bagi siswa kurang mampu dan penyandang disabilitas.
Acara juga menjadi ajang penghargaan bagi para penggerak literasi dan pelaku inklusi keuangan terbaik di Jawa Tengah. Di antaranya, Paimin Hadi Prayitno dari Kebumen dinobatkan sebagai Juara 1 Duta Literasi, disusul Rina Rohmatun Hidayah dan Zuliana Ayu Sholihab.
Kabupaten/Kota teraktif dalam kegiatan inklusi keuangan diraih oleh Kota Semarang, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Boyolali. Sementara penghargaan untuk program edukasi termasif diberikan kepada Bursa Efek Indonesia Jawa Tengah, Bank Mandiri, dan Bank Jateng.
Tak kalah menarik, Universitas Diponegoro mendapat apresiasi atas dukungannya terhadap pelaksanaan Duta Literasi melalui program KKN tematik. Sementara kategori kelompok terbaik dalam Edukasi Fun Walk berhasil diraih oleh Bank Negara Indonesia (BNI) dan Perbarindo.
Selain edukasi dan penghargaan, pengunjung juga dapat menikmati pameran UMKM binaan Pelaku Usaha Jasa Keuangan, yang menampilkan beragam produk lokal unggulan sebagai wujud nyata sinergi antara sektor keuangan dan ekonomi rakyat.
Melalui rangkaian kegiatan ini, OJK Jawa Tengah menegaskan komitmennya untuk menjadikan inklusi keuangan sebagai gerakan berkelanjutan, untuk mendorong masyarakat tidak hanya cakap mengelola keuangan, tetapi juga berdaya dalam membangun kemandirian ekonomi menuju Jawa Tengah yang benar-benar jawara.



