Jumat, 7 November 2025
30 C
Semarang

OJK Jateng Dorong Pengembangan Ekosistem Rajungan sebagai Motor Ekonomi Pesisir Utara

Berita Terkait

SEMARANG – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY bersama pemerintah daerah dan pelaku industri keuangan menandatangani perjanjian kerja sama pengembangan ekonomi daerah. Dalam kesempatan tersebut, OJK juga mengukuhkan campaign manager dan campaign collaborator yang berlangsung di Kantor OJK Jateng, Kamis (11/9/2025).

Kepala OJK Jateng-DIY, Hidayat Prabowo, mengatakan kerja sama ini sekaligus mendukung pengembangan ekosistem rajungan di wilayah pesisir utara Jawa. Menurutnya, rajungan memiliki potensi ekonomi besar karena hampir 50 persen suplai dunia berasal dari Indonesia, dengan pasar terbesar Amerika Serikat.

“Hampir 50 persen suplai rajungan dunia berasal dari Indonesia. Jika sektor jasa keuangan terlibat maksimal dalam ekosistem ini, pertumbuhan ekonomi akan meningkat dan kesejahteraan nelayan juga terdongkrak,” ujarnya.

Hidayat menjelaskan, ekosistem rajungan melibatkan nelayan, pedagang, pengupas, hingga eksportir. Dukungan sektor keuangan sangat dibutuhkan, mulai dari pembiayaan modal kerja, penyediaan perlengkapan melaut, hingga akses pemasaran.

“Di Demak, misalnya, ada Desa Betahwalang dengan 6.000 jiwa, mayoritas nelayan rajungan. Potensinya sangat besar dan akan kita kembangkan bersama. Model ini juga bisa direplikasi di wilayah pesisir lain,” tambahnya.

Selain membahas pengembangan ekonomi, rapat koordinasi tersebut juga menyiapkan rangkaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Oktober mendatang. OJK telah menunjuk campaign manager sebagai koordinator edukasi agar program literasi dan inklusi keuangan berjalan lebih terarah.

Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, menekankan pentingnya masyarakat memanfaatkan lembaga keuangan resmi.

“Kalau butuh pinjaman, masyarakat harus ke lembaga keuangan legal. Untuk transaksi pun sebaiknya melalui lembaga jasa keuangan agar terlindungi dari praktik ilegal,” tegasnya.

Ia menambahkan, literasi keuangan sangat penting agar masyarakat tidak terjebak pada produk yang merugikan.

“Literasi itu memahamkan, sehingga semua produk jasa keuangan bisa dipahami dengan baik oleh masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (Forkom IJK) Jateng-DIY, Onny S. Suharsono, menegaskan pentingnya sinergi antarindustri.

“Kami berkoordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih. Jika satu wilayah sudah dijangkau sebuah bank, lembaga lain bisa masuk ke wilayah yang belum tersentuh. Dengan begitu, dampaknya akan lebih besar,” jelasnya.*

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru