Sabtu, 27 Desember 2025
28 C
Semarang

Sinergi 1.000 Petani Cabai, Jawa Tengah Bergerak Kendalikan Inflasi

Berita Terkait

Magelang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Gerakan Petani Peduli Inflasi Komoditas Cabai di GOR Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. Kegiatan ini menjadi langkah nyata sinergi pengendalian inflasi pangan melalui penguatan komoditas strategis, khususnya cabai, dengan melibatkan petani champion dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi yang hadir langsung dalam acara menyampaikan bahwa pengendalian inflasi tidak dapat dilakukan secara sektoral, melainkan memerlukan kolaborasi dari hulu hingga hilir.

“Konsumsi cabai masyarakat Jawa Tengah sangat tinggi, mencapai 0,15 kilogram per kapita per bulan. Maka, perlu kerja sama lebih dari 1.000 petani untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan. Kita tidak bisa mengandalkan pasar saja,” tegasnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Bupati Magelang Grengseng Pamuji yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini di wilayahnya. “Ini merupakan bukti nyata bahwa upaya menjaga harga pangan tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu gotong royong lintas sektor, dan Magelang siap berkontribusi,” ujarnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra menjelaskan,  pada Agustus 2025, komoditas cabai memberikan kontribusi terhadap deflasi daerah. “Cabai merah menyumbang deflasi sebesar -0,01% dan cabai rawit sebesar -0,07% (month-to-month). Inflasi Jawa Tengah pun tercatat hanya 2,48% (year-on-year), relatif terkendali,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa penguatan di sisi produksi dan distribusi menjadi bagian penting dalam menjaga kestabilan tersebut.

Sejalan dengan itu, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian RI, Dr. Muhammad Agung Sanusi, menyampaikan pentingnya inovasi dalam pengembangan varietas unggul. Pada kesempatan ini, pihaknya meluncurkan bibit cabai unggul “Champion 22” yang dikembangkan untuk lebih tahan terhadap hama dan memiliki produktivitas tinggi.

“Kami ingin petani memiliki akses pada bibit yang adaptif dan menguntungkan secara ekonomi,” jelasnya.

Sebagai bentuk adaptasi terhadap tantangan distribusi dan efisiensi pasar, kegiatan ini juga meluncurkan aplikasi digitalisasi lelang cabai yang bertujuan memperpendek rantai pasok dari petani ke konsumen. Langkah ini diyakini dapat menstabilkan harga di pasar serta memberikan nilai jual lebih baik di tingkat petani.

Selain itu, pengukuhan champion lokal baru dari 15 kabupaten/kota di Jawa Tengah turut dilakukan sebagai bagian dari strategi memperkuat jejaring produksi dan distribusi cabai di tingkat daerah.

Bank Indonesia juga menyerahkan bantuan empat unit greenhouse yang dapat digunakan petani saat musim tanam tidak ideal. Ini merupakan bagian dari dukungan infrastruktur dalam program ketahanan pangan.

“Greenhouse ini adalah fasilitas penting untuk menjaga kontinuitas produksi cabai di luar musim, sekaligus mengurangi risiko gagal panen,” terang Rahmat.

Ke depan, integrasi antara champion nasional, champion lokal, dan mitra champion akan diperkuat. Di sisi hulu, upaya ini mencakup pemanfaatan pupuk organik, agen hayati seperti Bacillus sp., serta peningkatan kapasitas produksi melalui teknologi pertanian. Di sisi hilir, petani akan didorong bermitra dengan kios pangan TPID sebagai off taker guna memotong rantai distribusi. Pemerintah daerah dan Bank Indonesia juga akan mendorong hilirisasi produk cabai melalui kerja sama dengan pelaku industri olahan, serta kampanye konsumsi cabai kering dan bubuk sebagai alternatif penyimpanan jangka panjang.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan sesi talkshow interaktif yang menghadirkan Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ekonom Ahli BI, serta Ketua Champion Nasional. Forum ini menjadi ruang kolaborasi untuk menyusun strategi penguatan ekosistem cabai dari sisi produksi, distribusi, hingga pengolahan.

Gerakan Petani Peduli Inflasi ini menjadi momentum penting untuk memperkuat ekosistem pangan melalui sinergi nyata antar pemangku kepentingan. Melalui kolaborasi yang berkelanjutan, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen menjaga stabilitas harga, memperkuat ketahanan pangan, dan meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru