Semarang – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, kondisi sektor jasa keuangan di Provinsi Jawa Tengah Semester I 2024 dalam kondisi stabil dengan kinerja tumbuh positif.
Namun demikian, rasio kredit bermasalah atau NPL cenderung tinggi, sehingga harus menjadi perhatian perbankan. Tercatat, rasio NPL gross Bank Umum di Jawa Tengah hingga Juni 2024 yoy sebesar 4,91 persen, rasio NPL gross BPR/S sebesar 14,80 persen, dan rasio NPF Perbankan Syariah sebesar 5,54 persen.
“Total risiko kredit atau rasio NPL perbankan di Jawa Tengah sebesar 5,80 persen,” terang Sumarjono, Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah.

Sumarjono menuturkan, total aset perbankan di Jawa Tengah posisi Juni 2024 tumbuh positif 6,33 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp 595,51 triliun. Nominal tersebut terdiri dari aset Bank Umum Rp 545,26 triliun dan aset BPR Rp 50,26 triliun.
Pertumbuhan aset tersebut didukung Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh tumbuh 7,46 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp 471,21 triliun, serta kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,25 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp 426,01 triliun, dengan risiko kredit sebesar 5,80 persen.
Lebih jauh Sumarjono merinci, untuk Aset Bank Umum di Jawa Tengah mencapai Rp 545,26 triliun dengan pertumbuhan sebesar 6,76 persen (yoy). Perkembangan Aset tersebut didorong oleh DPK Bank Umum yang tumbuh sebesar 7,79 persen (yoy). Serta Total Kredit Bank Umum yang tumbuh sebesar 5,66 persen (yoy) menjadi Rp 387,81 triliun.
“Hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah rasio NPL gross Bank Umum di Jawa Tengah sebesar 4,91 persen. namun demikian pencadangan kredit bermasalah cukup baik sehingga rasio NPL netto terjaga di angka 1,4 persen,” ungkap Sumarjono.
Sementara itu Aset BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp 50,26 triliun dengan pertumbuhan sebesar 1,85 persen (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) BPR/S di Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 3,89 persen (yoy) dan total Kredit BPR/S di Jawa Tengah mencapai Rp38,20 triliun tumbuh sebesar 1,31 persen (yoy).
“Hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama adalah rasio NPL gross BPR/S di Jawa Tengah sebesar 14,80 persen,” tandas Sumarjono lagi.
Sementara itu total aset perbankan syariah di Jawa Tengah posisi Juni 2024 tumbuh 11,45 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp43,27 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 11,84 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp34,51 triliun. Adapun pembiayaan yang disalurkan tumbuh sebesar 13,59 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp30,77 triliun dengan rasio NPF sebesar 5,54 persen.



