SEMARANG – Direktur PT Ayodya Puri Nugraha, Harmawan Mardiyanto terpilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah periode 2024-2027. Ia terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) XIV DPD REI Jateng yang digelar Rabu (18/9) di Hotel Gumaya Semarang.
Ia menargetkan, ke depan REI Jateng sebagai organisasi terbesar dan tertua, akan semakin kuat dan lebih maju.
Harmawan mengungkapkan, dalam programnya akan mendukung paradigma propertinomic yang dicanangkan REI Pusat.
Propertinomic merupakan paradigma baru yang mengubah cara pendekatan sektor properti yang sebelumnya hanya sebagai sebuah indikator dalam pertumbuhan ekonomi menjadi pendekatan yang menjadikan sektor properti sebagai faktor pengungkit pertumbuhan ekonomi.
“Properti merupakan sektor penting dalam mengungkit pertumbuhan ekonomi, karena banyak sekali sektor dan komponen yang terkait dengan sektor properti. Kalau sektor properti berhenti, akan banyak pula komponen yang ikut berhenti,” ungkap Harmawan.
Untuk mewujudkannya, DPD REI Jateng akan melakukan profiling atas 7 komisariat REI di daerah. Karena, tiap daerah memiliki masalah yang berbeda-beda. Lewat profiling ini, DPD dapat membantu merumuskan masalah dan solusinya secara tepat.
Harmawan mencontohkan, di Kota Semarang pembangunan rumah FLPP sulit dilakukan karena makin terbatasnya lahan. Maka REI Jateng melakukan pendekatan kepada pemerintah Kota Semarang. Hasilnya, pemerintah kota Semarang bersedia menyediakan lahan untuk pengembangan rumah khusus FLPP. Hanya saja Harmawan masih merahasiakan lokasinya untuk menghindarkan efek yang kurang baik.
Lebih lanjut Harmawan mengungkapkan bahwa REI Jateng juga menghadapi tantangan tersendiri, terutama banyaknya asosiasi pengembang properti yang mulai menggeser REI. Di Jawa Tengah ada 24 asosiasi pengembang properti, dimana REI menjadi yang terbesar dan tertua.
“Meskipun REI termasuk 4 besar di Jawa Tengah, tetapi sekarang lagi agak kalah dengan asosiasi yang baru-baru. Dulu anggota REI Jateng sempat mencapai hampir 500 anggota, tetapi kini tinggal 340 anggota. Ada yang mengalami masalah internal dan gugur, ada pula yang pindah ke asosiasi lain.”
“Nah, kami akan terus berupaya, bagaimana agar anggota semakin yakin dan mantap di REI dan bisa menarik anggota baru,” terang Harmawan.
Upaya yang akan dilakukannya yaitu diantaranya dengan melakukan profiling REI di berbagai daerah agar dapat membantu merumuskan permasalahan dan solusi yang tepat. Selain itu bersama-sama dengan DPP REI Pusat turut memperjuangkan anggota. Misalnya, mengusahakan peningkatan kuota FLPP yang telah berhasil.
“Pemerintah tahun ini menetapkan kuota FLPP sebanyak 166 ribu, tetapi berkat perjuangan DPP REI, kuota ditingkatkan menjadi 200 ribu FLPP secara nasional,” pungkas Harmawan.***