Portaljateng.id – Semangat emansipasi dan kepedulian terhadap sesama tak hanya hidup di ruang-ruang besar, namun juga tumbuh subur di pedesaan. Di momen peringatan Hari Kartini, kisah inspiratif datang dari Ibu Pariyem, seorang petani di Pedan, Klaten yang menunjukkan bahwa menjadi pahlawan bisa dimulai dari tanah sendiri.
Ibu Pariyem selama ini mengelola lahan pertanian yang digunakan untuk menanam komoditas polowijo. Namun di salah satu bidang tanahnya, berdiri 400 batang pohon mahoni yang tumbuh tepat di bawah jaringan listrik tegangan tinggi (SUTT) 150 kV milik PLN. Posisi ini sangat membahayakan karena dapat menimbulkan risiko bahaya sengatan listrik serta gangguan suplai kelistrikan bagi masyarakat.
Menyadari potensi bahaya tersebut, pada tanggal 21 April 2025, bertepatan dengan Hari Kartini, Ibu Pariyem dengan penuh kesadaran dan ketulusan mempercayakan kepada PLN untuk melakukan penebangan seluruh pohon mahoni yang berada di bawah jaringan SUTT 150 kV. Langkah tersebut diambil demi keselamatan lingkungan sekitar serta demi menjaga keandalan suplai listrik yang vital bagi masyarakat luas.

Sebagai bentuk apresiasi atas kepedulian dan pengorbanan Ibu Pariyem, PLN memberikan kompensasi berupa penggantian tanaman. Ratusan pohon mahoni yang ditebang digantikan dengan tanaman yang lebih aman dan memiliki nilai ekonomi tinggi, yaitu pohon papaya. Tanaman ini tidak hanya aman bagi jaringan listrik, tetapi juga dapat dipanen dalam jangka waktu yang lebih singkat dan berkelanjutan.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada PLN yang telah mengedukasi saya dan warga sekitar tentang bahaya pohon-pohon tinggi di bawah jaringan listrik. Saya juga bersyukur karena pohon-pohon yang ditebang digantikan dengan tanaman yang bisa saya panen lebih sering dan memberikan penghasilan tambahan,” ungkap Ibu Pariyem.
Manager PLN ULTG Surakarta, Fatkhan Korib, menyampaikan apresiasi tinggi atas kepedulian dan semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh Ibu Pariyem.
“Langkah Ibu Pariyem adalah bentuk nyata Kartini masa kini. Beliau rela melepaskan ratusan pohonnya demi keselamatan dan kenyamanan banyak orang. Ini adalah contoh teladan bagi masyarakat dalam menjaga infrastruktur kelistrikan bersama-sama,” ujar Fatkhan.
Manager PLN UPT Salatiga, Nur Fajar Fardiansyah Umar, menjelaskan bahwa penebangan pohon-pohon tinggi yang berada di bawah jaringan listrik SUTT 150 kV merupakan langkah preventif yang sangat penting.
“Tujuan dari penebangan ini adalah untuk mencegah potensi gangguan kelistrikan, seperti flashover atau kontak langsung antara pohon dan kabel listrik, yang bisa mengakibatkan padamnya aliran listrik bahkan kebakaran. Keandalan pasokan listrik adalah tanggung jawab bersama, dan sinergi seperti ini sangat kami hargai,” ungkap Nur Fajar.
Nur Fajar juga menambahkan, “Kami berharap masyarakat semakin sadar bahwa menjaga jarak aman antara vegetasi dan jaringan listrik adalah bagian penting dari upaya menjaga listrik tetap andal dan aman,”imbuhnya.
Melalui aksi sederhana namun bermakna, Ibu Pariyem telah menunjukkan bahwa semangat Kartini masih menyala di hati perempuan Indonesia. Sebuah keteladanan tentang bagaimana cinta terhadap sesama dan lingkungan bisa menginspirasi terang untuk negeri.***