SEMARANG – PT PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT) memastikan seluruh infrastruktur transmisi dalam kondisi prima untuk menjamin kelancaran pasokan listrik selama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025–2026. Seluruh personel dikerahkan tanpa libur untuk menjaga keandalan sistem, karena transmisi merupakan jalur utama penyaluran listrik ke masyarakat.
General Manager PLN UIT JBT, Handy Wihartady, menekankan pentingnya kesiapan transmisi. “Transmisi memang tidak berhubungan langsung dengan pelanggan, tapi kalau jalur utamanya terganggu, seluruh layanan ke masyarakat ikut terdampak. Karena itu selama Nataru kami siaga penuh tanpa libur,” ujarnya dalam media briefing di PLN UPT Semarang, Jumat (5/12/2025).
Masa siaga Nataru PLN ditetapkan mulai 18 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026. Selama periode tersebut, petugas transmisi wajib bertugas di posko masing-masing.

“Lebaran, Natal, Sabtu, Minggu, kami tetap bekerja. Konsumen tegangan tinggi tidak bisa dipadamkan saat hari kerja, sehingga banyak pekerjaan pemeliharaan dilakukan pada akhir pekan,” jelasnya.
PLN mencatat gangguan transmisi paling sering disebabkan oleh petir dan layang-layang. Risiko tambahan meliputi balon udara, plastik mulsa dari lahan pertanian yang terbawa angin, dan pohon yang tumbuh mendekati jaringan transmisi.
“Layang-layang yang tersangkut dapat memutuskan aliran listrik. Bahkan layang-layang dari tempat jauh bisa terbawa angin dan mengenai jaringan transmisi,” ungkapnya.
PLN mengimbau masyarakat untuk tidak bermain layang-layang di area jaringan transmisi demi keselamatan.
Dalam upaya mempercepat penanganan gangguan, PLN telah mengimplementasikan sistem peta petir yang dapat memantau titik sambaran petir hingga radius 300–500 meter dari tower transmisi. Setiap tower memiliki koordinat GPS, sehingga lokasi gangguan bisa segera terdeteksi.
“Petir itu tidak bisa dikendalikan, tapi dengan teknologi ini kami dapat mengetahui titik kejadiannya dan melakukan perbaikan pentanahan agar sambaran tidak mengganggu masyarakat,” jelasnya.
PLN UIT JBT juga menjalankan berbagai program edukasi dan keselamatan, seperti Sinau Listrik, PAK2Mas, dan SATRIA, untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang bahaya listrik dan keselamatan jaringan transmisi. Program SATRIA khusus mencegah gangguan dari layang-layang dan balon udara di wilayah Wonosobo dan Purwokerto.
Selain itu, melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN UIT JBT menjalankan 10 program pendukung masyarakat, termasuk penanaman mangrove di Karawang dan peningkatan produktivitas pertanian dengan listrik melalui program Electrifying Agriculture. Program ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di bidang lingkungan, ekonomi, dan pendidikan.*



