Sabtu, 27 Desember 2025
26 C
Semarang

Masa Depan Media Digital: Kolaborasi & Literasi AI Jadi Penyelamat Demokrasi

Berita Terkait

BANDUNGAN – Di tengah gempuran hoaks berbasis kecerdasan buatan (AI), para pelaku media dituntut tidak hanya bertahan, tetapi juga berinovasi dan berkolaborasi. Hal itu mengemuka dalam Workshop dan Temu Rekan Media bersama Gubernur Jawa Tengah di Bandungan, Senin (8/12/2025).

Jurnalis senior Ardiansyah Harjunantio menegaskan, masa depan media digital bergantung pada kemampuan adaptasi, segmentasi yang tajam, dan kolaborasi lintas platform.


“Jurnalisme adalah nyawa demokrasi. Jika media melemah, demokrasi ikut merana,” tegas Ardiansyah.

Ia menyoroti bahwa model lama yang hanya mengandalkan website dan CMS sudah tidak cukup.
“Satu berita di website mungkin hanya dibaca 10–20 orang, kecuali diulang dan dikolaborasikan dengan media lain. Di situlah arti penting sinergi,” ujarnya.

Sementara itu, Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Jawa Tengah, Ir. Farid Zamroni Mardizansyah, memaparkan bahwa hoaks kini telah berevolusi dari teks sensasional menjadi manipulasi foto, video, dan audio yang nyaris sempurna berkat teknologi AI.

“Gambar dan video bisa dicek melalui metadata — tanggal, lokasi, hingga perangkat pengambilan. Namun, banyak hoaks AI yang sudah sangat rapi sehingga membutuhkan ketelitian ekstra,” jelas Farid.

Ia menekankan pentingnya kemampuan verifikasi mandiri dan penggunaan alat pemeriksa fakta bagi masyarakat maupun jurnalis.

Spiritualitas & Tanggung Jawab Kemanusiaan di Era AI

Di balik narasi teknologi, ada pesan spiritual yang relevan, AI hanyalah cerminan dari nilai-nilai manusia yang menciptakannya. Jika manusia kehilangan integritas, kejujuran, dan empati, maka AI akan menjadi alat penghancur yang sistematis, bukan hanya bagi informasi, tetapi juga bagi demokrasi dan kepercayaan sosial.

Sebagaimana pesan bijak mengatakan:
“Teknologi boleh pintar, tetapi kebijaksanaan tetap milik manusia. Mari jadikan AI sebagai alat membangun, bukan merusak nilai-nilai yang membuat kita tetap manusia.”

Workshop ini menyimpulkan tiga pilar utama yang harus diperkuat:

  1. Kolaborasi media — memperluas jangkauan dan dampak informasi yang akurat.
  2. Literasi digital dan AI — bagi masyarakat dan insan media.
  3. Integritas konten — menolak sensasionalisme, mengutamakan verifikasi.

Hanya dengan itu, media dapat tetap menjadi penjaga demokrasi sekaligus penyangga nilai-nilai kebenaran di tengah banjir informasi yang kian kompleks.

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru