Jumat, 26 Desember 2025
26 C
Semarang

10 Hari Bergulat dengan Tanah Runtuh: Operasi SAR Longsor Banjarnegara Resmi Diakhiri, 11 Korban Masih Belum Ditemukan

Berita Terkait

BANJARNEGARA – Setelah sepuluh hari bergulat dengan medan berat dan ketidakpastian, operasi pencarian korban longsor di Desa Pandanarum, Banjarnegara, resmi dihentikan pada Selasa (25/11/2025). Tim SAR berhasil mengevakuasi 17 korban meninggal dunia, sementara 11 warga lainnya dinyatakan masih belum ditemukan.

Pada hari terakhir operasi, tim SAR berhasil menemukan lima korban dalam kondisi meninggal di Sektor A2. Kelima korban yang berasal dari satu keluarga tersebut ditemukan dalam kondisi memilukan, beberapa jasad bahkan ditemukan dalam posisi saling memeluk, mengisyaratkan upaya terakhir mereka untuk saling melindungi di tengah terjangan material longsor.

Zulhawary, anggota SAR Semarang yang terlibat langsung dalam operasi ini, membagikan pengalamannya, “Kami sudah mengerahkan segala kemampuan dan peralatan terbaik. Medan di Sektor C sangat menantang dengan kedalaman mencapai 20 meter. Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, PMI, Tagana, dan relawan bekerja tanpa kenal lelah, meski harus berhadapan dengan risiko longsor susulan dan cuaca yang tidak menentu”, ujarnya.

Sementara itu, Budiono Kepala Kantor Basarnas Semarang selaku SAR Mission Coordinator, menjelaskan keputusan penghentian operasi didasarkan pada pertimbangan matang.

“Setelah melalui pembahasan dengan seluruh pihak terkait dan musyawarah dengan keluarga korban, kami dengan berat hati menghentikan pencarian. Area Sektor C yang sangat luas dan dalam menyulitkan deteksi korban,” jelasnya.

Dengan dihentikannya operasi SAR, perhatian kini beralih kepada 1.019 warga yang harus mengungsi akibat longsor 16 November lalu. Pemerintah daerah akan fokus pada penyediaan hunian sementara dan pemulihan kondisi psikologis pengungsi.

“Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjuang tanpa kenal lelah selama sepuluh hari. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, namun Tuhanlah yang menentukan,” tutur Budiono dalam pernyataan penutup operasi.

Lima korban terakhir yang berhasil diidentifikasi meliputi body part, Ny. Mistri (30), Ny. Soliyah (60), Ny. Sartini (60), Tn. Kiswanto (58), dan An. Intan (6) yang semuanya warga Situkung.

Meski operasi SAR resmi berakhir, kisah perjuangan tim penyelamat dan duka keluarga korban yang belum ditemukan akan tetap menjadi memori kolektif tentang betapa rapuhnya manusia di hadapan amuk alam, sekaligus betapa kokohnya semangat gotong royong dalam menghadapi bencana.

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru