SEMARANG – Selama Semester I tahun 2024, pemerintah telah menerbitkan 12 izin Kawasan Berikat (KB) dan 2 izin Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Jawa Tengah. Izin tersebut didominasi oleh industri tekstil dan barang dari tekstil serta barang dari kulit dengan orientasi ekspor.
Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih Retno Mulyani sekaligus Kepala Kanwil DJKN Jateng dan DIY, mengungkapkan hal itu dalam konferensi pers hasil Rakor Asset Liabilities Commitee (AlCo) Jawa Tengah bulan Juli 2024 secara daring pada Rabu (21/8).
Hadir dalam acara tersebut Kepala Kanwil DJPb Jawa Tengah Muhdi, Kepala Kanwil DJP Jateng I Max Darmawan, Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo, serta Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY Akhmad Rofiq.

Tri Wahyuningsih menyampaikan, perusahaan yang mendapatkan izin tersebut antara lain PT Inspire Way Indonesia (Karanganyar), PT Sino Textile Technology Indonesia (Semarang), PT Delta Dunia Tekstil (Pekalongan), PT Jinlin Luggage Indonesia (Jepara), PT Dalim Fideta Kornesia (Pemalang), PT Worthfind Travel Goods (Jepara), PT Yih Quan Footwear Indonesia (Batang), PT Indonesia Dayang Industrial (Semarang), PT Adonia Footwear Indonesia (Tegal), PT Alnu Sporting Goods (Kendal), PT Great Golden Indonesia (Jepara), PT Jaya Perkasa Textile (Sukoharjo), PT Buana Sandang Indonesia (Kudus), dan PT Prospecta Garmindo (Klaten).
“Diproyeksikan investasi tersebut akan menyerap 28.000 orang tenaga kerja pada tahun 2025 dan diharapkan mampu meningkatkan ekonomi di Jawa Tengah,” ungkap Tri Wahyuningsih.
Sementara itu Kepala Kanwil Dirjen Perbendaharaan (DJPb) Jawa Tengah, Muhdi, memaparkan perkembangan APBN dan APBD Jawa Tengah sampai Juli 2024 yang mencatatkan kinerja yang baik.
“Penerimaan APBN Jawa Tengah mencapai Rp64,94 triliun atau 54,18% dari target. Sementara realisasi belanja APBN mencapai Rp64,11 triliun atau 48,74% dari pagu, sehingga terdapat surplus sebesar Rp825,13 miliar,” katanya.
Adapun penerimaan Perpajakan terdiri dari penerimaan Pajak serta Kepabeanan dan Cukai. Tercatat penerimaan Pajak mencapai sebesar Rp30,84 triliun (57,27% dari target) atau tumbuh 11,81% (yoy), dan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp30,08 triliun (49,49% dari target) atau tumbuh 16,65%.
Adapun realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai sebesar Rp4,02 triliun (77,01% dari target) atau tumbuh 2,97% (yoy).Realisasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) telah mencapai Rp22,99 Triliun (50,30% dari pagu), secara nominal tumbuh 17,43% (yoy). Seluruh jenis belanja secara nominal tumbuh, tertinggi belanja bansos sebesar 29,36% sedangkan yang terendah belanja Modal sebesar 13,60% (yoy).
Sedangkan pada APBD, pendapatan daerah di Jawa Tengah sampai dengan 31 Juli 2024 sebesar Rp62,97 triliun (56,01% dari target) tumbuh Rp3,22 triliun atau 5,39% (yoy). Realisasi Transfer APBN Ke Daerah (TKD) mencapai Rp41,12 triliun (59,67% dari alokasi pagu), tumbuh Rp1,43 triliun (3,61% yoy). TKD menyumbang 65,3% terhadap Pendapatan Daerah.
Realisasi belanja APBD sebesar Rp55,99 triliun (48,03% dari pagu) naik Rp9,06 triliun (19,30% yoy). Komponen belanja seluruhnya tumbuh positif, kecuali belanja bantuan sosial.
“Hingga Juli 2024 APBD Jawa tengah masih terdapat surplus Rp6,98 triliun, tetapi turun 45,53% dibanding periode sama tahun lalu,” pungkas Muhdi.