Semarang, 5 September 2025 – Penerbangan internasional di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang resmi kembali dibuka hari ini. Maskapai AirAsia Berhad menjadi yang pertama melayani rute langsung Semarang–Kuala Lumpur, menandai kembalinya status internasional bandara tersebut sejak April lalu.
Pembukaan jalur ini tak hanya membuka pintu wisata dan bisnis ke Malaysia, tapi juga sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam mempermudah transaksi lintas negara lewat QRIS Crossborder. Wisatawan asing kini bisa membayar langsung dengan QR code di Indonesia, dan sebaliknya, warga Indonesia juga bisa membayar dengan QRIS di Malaysia, Thailand, hingga Singapura.
“Kalau berwisata dan belanja-belanja, bayarnya pakai QRIS! Di Malaysia bisa pakai DuitNow QR, di Thailand bisa pakai Thai QR Payment, dan di Singapura bisa pakai SG-QR,” kata Ahmad Luthfi, Wakil Gubernur Jawa Tengah, saat melepas penerbangan perdana di Bandara A. Yani.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menjelaskan bahwa QRIS Crossborder QRIS Crossborder ini QRIS memanfaatkan skema Local Currency Settlement (LCS), sehingga transaksi antarnegara bisa lebih efisien dan murah, karena langsung menggunakan mata uang lokal kedua negara.
“QRIS Crossborder ini menghadirkan kemudahan bertransaksi tanpa repot menukar mata uang asing, sekaligus menjamin keamanan karena terhindar dari risiko uang palsu maupun kehilangan uang tunai,” terang Rahmat.
Data Bank Indonesia mencatat, hingga Juni 2025, nilai transaksi QRIS lintas negara mencapai Rp1,66 triliun, dengan volume lebih dari 5,5 juta transaksi.
“Dari jumlah itu, transaksi Indonesia–Malaysia mendominasi senilai Rp1,15 triliun dari 4,31 juta transaksi. Disusul Indonesia–Thailand sebesar Rp437,54 miliar (994 ribu transaksi), dan Indonesia–Singapura sebesar Rp77,06 miliar (238 ribu transaksi),” ungkap Rahmat.
Bank Indonesia kini juga sedang menguji coba kerja sama QRIS dengan Tiongkok, dan menjajaki kolaborasi dengan Arab Saudi. Pada 17 Agustus lalu, kerja sama QRIS Crossborder juga telah diluncurkan bersama Jepang.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi besar mendorong ekonomi daerah lewat program KERIS JATENG (Koridor Ekonomi, Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah) yang digagas Pemprov Jateng dan Bank Indonesia. Program ini mendorong peningkatan ekspor, investasi, hingga promosi wisata.
Untuk mendukung promosi pariwisata, Bank Indonesia juga mengenalkan JASIRAH (Jejak Wisata Sejarah), platform digital yang menyajikan informasi wisata tematik di Jawa Tengah dan dapat diakses di jasirah.id.
Di sisi perdagangan, turut dipamerkan produk UMKM unggulan, seperti Naruna Ceramic dari Salatiga, yang telah berhasil ekspor ke 18 negara.
“Ini momentum penting untuk menguatkan posisi Jawa Tengah sebagai gerbang wisata dan perdagangan internasional. Kami ingin Jateng makin dikenal di dunia, bukan hanya karena wisatanya, tapi juga daya saing ekonominya,” ujar Rahmat Dwisaputra.
Penerbangan perdana ini menjadi langkah awal yang diharapkan membuka lebih banyak peluang kolaborasi antara Indonesia dan Malaysia, serta memperluas peran Semarang sebagai pusat konektivitas regional.



