Kamis, 30 Oktober 2025
28 C
Semarang

Banjir Semarang Lumpuhkah Pantura, Aksi Truk Siba Surya Jadi ‘Tangan Penyelamat’ Warga dan Pekerja

Berita Terkait

SEMARANG – Jalur utama Pantura (Pantai Utara) di kawasan Genuk, Semarang, masih terperangkap banjir dengan ketinggian mencapai 90 centimeter hingga lima hari berturut-tur, tepatnya hingga Kamis (30/10/25). Kondisi ini praktis melumpuhkan arus transportasi penghubung vital antara Semarang dan Surabaya. Hanya kendaraan berbadan besar seperti truk yang sanggup menerobos genangan, itupun harus melaju dengan sangat pelan, memicu kemacetan panjang yang menyita waktu dan kesabaran pengguna jalan.

Dampak ripple effect-nya dirasakan oleh ribuan karyawan pabrik dan pekerja yang berkantor di seputaran Jalan Terboyo. Akses menuju tempat kerja mereka terputus, mengancam produktivitas dan penghidupan. Melihat kesulitan yang melanda masyarakat inilah, PT Siba Surya, perusahaan transportasi kargo yang berkantor pusat di Jalan Terboyo, tergerak mengambil peran.

Meski secara fisik kantornya di Jl. Terboyo No.7, Terboyo Wetan, Kec. Genuk tidak terdampak banjir, akses menuju ke sana masih terendam. Keprihatinan atas kondisi ini mendorong perusahaan untuk mengubah fungsi sebagian armadanya dari pengangkut barang menjadi angkutan massal bagi warga.

Stefanus Suryaatmadja, Direktur Utama PT Siba Surya, menyatakan inisiatif ini berawal dari kesulitan internal karyawannya. “Pertama-tama kami sangat prihatin dengan bencana banjir ini, dan sebenarnya karyawan kita juga sulit untuk mengakses jalan ke kantor. Maka kami inisiatif menggunakan sebagian armada kami untuk melakukan pengangkutan massal,” ujarnya kepada portal jateng.

Namun, keprihatinannya meluas melihat banyaknya warga dan perusahaan lain yang mengalami kesusahan sama. Sejak dua hari terakhir, perusahaan secara resmi mengerahkan lima unit armada truk wing box yang telah dimodifikasi dengan tambahan kursi untuk operasi kemanusiaan. Armada ini beroperasi dari pukul 07.00 pagi hingga 21.00 malam, mondar-mandir melintasi titik-titik terparah banjir. Rutenya membentang dari depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung, melewati bawah Jembatan Tol Gayamsari, hingga kantong parkir di seputar Pasar Kubro.

“Intinya kita siap kerahkan berapapun armada kita untuk program kemanusiaan ini, terutama untuk para pasien, karyawan, dan warga yang beraktivitas di kawasan Terboyo, karena masih tinggi airnya,” tegas Stefanus.

Aksi kepedulian ini langsung dirasakan manfaatnya oleh warga. Sutarman (45), seorang keluarga pasien, mengaku sangat terbantu. “Ya senang. Meskipun ini truk, namun ya ini satu-satunya yang bisa tembus banjir. Saya harus mondar-mandir ke rumah dan rumah sakit ini untuk mengunjungi kerabat saya yang dirawat,” ujarnya, penuh rasa syukur.

Harapan serupa disampaikan oleh Choirul (43), seorang pekerja swasta. Ia merasa terbantu dengan kehadiran truk tersebut, namun di saat bersamaan, suaranya menyiratkan kritik dan harapan untuk pemerintah. “Ya saya berharap, ini kan akses jalan utama. Pemerintah seharusnya bisa lebih cepat mengatasi banjir ini, entah dengan menambah pompa atau bagaimanalah caranya,” jelasnya dengan nada prihatin. Teriakan ini mewakili keresahan ribuan warga Semarang yang hari-harinya terusik oleh bencana yang tak kunjung teratasi.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang komprehensif, PT Siba Surya tidak hanya menyediakan armada. Perusahaan yang didirikan pada 1951 dan memiliki lebih dari 1.800 armata truk ini juga berkoordinasi secara aktif dengan aparat TNI dan Polri untuk membantu proses pengamanan dan evakuasi di lapangan.

Aksi heroik truk-truk PT Siba Surya di tengah genangan yang melumpuhkan ini menjadi simbol nyata solidaritas di kala bencana. Namun, di balik itu, terselip pesan tegas bagi pemangku kebijakan, masyarakat telah bersusah payah membantu sesama, kini saatnya pemerintah hadir dengan solusi permanen dan langkah cepat untuk mengatasi banjir yang terus berulang dan mengancam perekonomian serta hajat hidup orang banyak di Semarang.

Berita Terkait

spot_img

Berita Terbaru