SEMARANG – Di dunia politik maupun bisnis yang penuh dengan dinamika dan tantangan, kesuksesan seseorang tidak terlepas dari orang-orang yang memberikan dukungan serta inspirasi. Sosok di ‘belakang layar’ sangatlah penting dalam mempengaruhi perjalanan hidup seseorang. Tanpa adanya support system, kemungkinan seseorang tidak akan menjadi tokoh atau tidak akan menjadi siapa-siapa.
Kondisi inilah yang terjadi dalam kehidupan Yoyok Sukawi. Selama ini orang-orang hanya mengenalnya sebagai politikus asal Kota Semarang dengan yang memiliki rekam jejak panjang dengan gebrakan dan capaian yang membanggakan. Namun tidak banyak orang yang tahu bahwa ada figur-figur penting yang menginspirasi perjalanan hidup dan karirnya.
Pria dengan nama asli Alamsyah Satyanegara Sukawijaya tersebut merupakan Anggota DPR RI 2019-2024 Fraksi Partai Demokrat yang mewakili Dapil 1 Jawa Tengah (Kota Semarang, Salatiga, Kabupaten Semarang, dan Kendal). Dia juga merupakan Chief Executive Officer atau CEO klub sepak bola kebanggan warga Kota Semarang, yaitu PSIS atau Laskar Mahesa Jenar.
Betugas di Komisi X DPR RI, Yoyok Sukawi konsen terhadap persoalan pendidikan, olahraga dan kepemudaan, serta pariwisata. Kepeduliannya ini dibuktikan dengan membagikan ribuan beasiswa PIP bagi siswa SD hingga SMA di Kota Semarang. Perhatiannya terhadap olahraga juga ditunjukkan dengan memfasilitasi minat dan potensi anak-anak muda dalam pengembangan sepak bola melalui Elite Pro Academy PSIS.
Dalam wawancara ekslusif, Yoyok Sukawi menceritakan tentang sosok yang menginspirasi dan berpengaruh dalam perjalanan hidupnya. Setidaknya, ada tiga orang yang berjasa di balik kesuksesannya. Dia adalah sang ayah Sukawi Sutarip, ibunda Endang Setyaningdyah, serta Presiden RI 2004-2014 Susilo Bambang Yudhoyono.
Dari ibunya, dia belajar tentang pentingnya kedisiplinan dan bekerja keras serta membantu masyarakat. Endang Setyaningdyah ialah Bupati Demak periode 2001-2006. Menurutnya, ibunya ialah orang yang pandai dalam hal memanajeman waktu dan orang yang sangat teliti.
“Saya sangat mengidolakan ibu saya, Bupati Demak dulu. Orang yang bekerja keras untuk rakyat. Saya ingat betul ibu itu jam 4 pagi sudah bangun, terus wudlu, habis itu salat, terus memeriksa berkas satu-satu, terus periksa lagi, habis itu makan dan berangkat kerja. Hampir setiap hari,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di daerah Candisari, Kota Semarang, Minggu (1/9/2024) malam.
Selain belajar dari sang ibunda, Yoyok juga terinspirasi dari ayahnya. Sukawi Sutarip ialah seorang pengusaha sukses dan Wali Kota Semarang periode 2000-2010. Ayahnya orang yang humble, suka bersilaturahmi dan dekat dengan masyarakat, serta sosok yang merangkul.
“Kalau figur yang humble dan asyik itu bapak saya. Beliau orangnya terbuka dengan siapa saja, nyambung dengan siapa pun, dan yang paling penting adalah bagaimana merangkul orang lain dan membantu mereka yang membutuhkan, saya belajar banyak dari beliau,” ungkap dia.
Menurut Yoyok, karakter kedua orang tuanya ini sangat penting dan wajib dimiliki oleh seorang pemimpin maupun pejabat publik. Hal inilah yang dipelajari Yoyok dan senantiasa diterapkan dalam kehidupannya. Dalam membangun karir dan bisnis, dia belajar langsung dari kedua orang tuanya.
Selain kedua orang tua, Yoyok Sukawi juga terinspirasi oleh Presiden RI 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Menurutnya, SBY ialah pemimpin berintegritas dan seorang negarawan sejati yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan kelompok atau pribadi.
Dia juga selalu mengingat pesan penting yang disampaikan SBY langsung kepadanya. Pesan itu tentang pentingnya berusaha dan bekerja keras dalam meraih cita-cita, dan tidak memaksakan kehendak pribadi, dan menerima kritik saran dari orang lain yang memiliki pendapat berbeda.
“Beliau pernah ngomong gini ke saya, ‘Yok, kamu jadi politikus kalau kamu pengen sesuatu, kamu harus usaha, kamu lobi kanan kiri, terus kok ga bisa, kamu terima apa adanya, gak bisa kamu paksakan’, itu pesan beliau,” ujar Yoyok menceritakan pesan SBY yang pernah disampaikan kepadanya.
Pesan dari SBY itu pun coba diterapkan Yoyok pada saat masih menjadi Anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah. Waktu itu dia ingin mengajukan proposal pembangunan Stadion Jatidiri di Kota Semarang. Namun rencana itu sempat ditolak Pemerintah Provinsi kala itu.
“Saya waktu itu ingin ikut membangun Stadion Jatidiri cuma beberapa kali memang belum goal dan akhirnya goal sehingga Jatidiri bisa seperti sekarang,” tuturnya dia.
“Itu kalau saya nggak punya bekal pengalaman dari Pak SBY dalam menghadapi situasi itu, saya mungkin nyerah,” imbuh Yoyok.
Dari situlah Yoyok Sukawi belajar tentang bagaimana menerima kritik dan masukan dari orang lain. Menurutnya, seorang pemimpin harus terbuka, bukan hanya dalam menerima aspirasi masyarakat, tapi juga dalam kritik dan saran. Pasalnya ini sangat penting sebagai bahan evaluasi dan perbaikan diri ke depan.
Dengan bekal pengalaman yang dimilikinya, Yoyok Sukawi memantapkan diri untuk maju sebagai calon wali kota Semarang 2024. Dia berpasangan dengan Joko Santoso, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Semarang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang. Yoyok dan Joko mendapatkan dukungan dari 17 partai politik yang tergabung Koalisi Semarang Maju Bermartabat.
Partai politik tersebut ialah Demokrat, Gerindra, PKS, PKB, PSI, Golkar, PAN, PPP, dan Nasdem yang merupakan partai parlemen atau pemilik kursi di DPRD Kota Semarang. Selain itu partai-partai non parlemen juga bersatu mendukungnya, di antaranya ada Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, Haruna, Garuda, PBB dan Perindo.()