SEMARANG – Ahli transportasi menyoroti dugaan rendahnya kemahiran sopir cadangan sebagai penyebab utama kecelakaan bus Cahaya Trans yang terguling di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Semarang, Senin (22/12/2025) dini hari. Kecelakaan itu menewaskan 16 orang dan melukai 18 lainnya.
“Dugaan perubahan arah yang mendadak dilakukan oleh sopir cadangan berusia 22 tahun. Saat kejadian, kemahiran sopir itu diduga kuat berperan utama,” kata Dr. Ir. Alfa Narendra, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Wilayah Jawa Tengah, dalam keterangannya, Selasa (23/12/2025).
Alfa menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah tersebut. Ia menekankan, kecelakaan bukan sekadar kehilangan jiwa, melainkan juga hilangnya tulang punggung keluarga, orang tercinta, dan anak-anak terbaik bangsa di masa depan.

Analisis Rute dan Dugaan Penyebab
Bus dengan rute Jakarta-Yogyakarta itu diperkirakan sudah menempuh perjalanan 7 jam dari Jakarta dengan istirahat 1 jam di Tegal. Kecelakaan terjadi di ramp tol yang memiliki kelengkapan rambu dan marka memadai, termasuk rambu batas kecepatan 40 km/jam.
Menurut Alfa, jalan di lokasi kejadian tergolong mulus dan layak untuk dilalui dengan aman jika pengemudi mematuhi batas kecepatan. Analisis sementara menunjukkan bus terguling ke sisi kanan akibat gaya sentrifugal besar. Hal ini terjadi diduga karena bus berbelok mendadak ke kiri dengan kecepatan tinggi, jauh melebihi 40 km/jam yang diizinkan.
Pertanyaan Krusial Terhadap Kompetensi Pengemudi
Ahli yang juga dosen Teknik Sipil di Unnes dan Undip itu mempertanyakan sejumlah hal krusial terkait kompetensi sopir cadangan yang mengemudi saat kejadian.
Pertanyaan itu meliputi kepemilikan SIM B1, sertifikat kompetensi, pemahaman terhadap rute, serta peran sopir utama sebelum kecelakaan. Terutama mengingat tuntutan perubahan kecepatan yang signifikan saat memasuki ramp simpang susun.
Pernyataan Alfa ini sejalan dengan informasi Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ribut Hari Wibowo, yang sebelumnya menyebut bus dikemudikan sopir pengganti.
“Saat ini pengemudi telah diamankan petugas untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” jelas Kapolda. Penyebab pasti kecelakaan masih dalam penyelidikan kepolisian.
Rekomendasi Peningkatan Keselamatan Jalan Tol
Meski menilai fasilitas jalan sudah memadai, Alfa memberi rekomendasi teknis kepada pengelola jalan tol untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Rekomendasi tersebut adalah:
- Penambahan pita penggaduh sebelum memasuki ramp simpang untuk meningkatkan kewaspadaan pengemudi.
- Pemasangan penanda warna kuning fluorescen di median ramp simpang susun agar lebih terlihat, terutama di malam hari.
- Penambahan rambu batas kecepatan 40 km/jam untuk mempertegas aturan kecepatan maksimal di area tersebut.
Analisis ahli ini diharapkan dapat memberi perspektif teknis yang menyeluruh, melengkapi penyelidikan kepolisian untuk mengungkap faktor penyebab tragedi yang merenggut belasan nyawa tersebut.



